My friend

My friend
Taruna Utama (Lapangan belakang gedung utama) Lembar 2008

Kamis, 20 Oktober 2011


LAPORAN PLANKTONOLOGI

PENGAMATAN DAN PENGHITUNGAN
KEPADATAN PLANKTON PADA PERAIRAN TAWAR DAN LAUT

Oleh :
NAMA            : PUJI NUR PARIDI
NIM                : C1K 008 063
PRODI            : PERIKANAN
KELOMPOK : VI (enam)


F A K U L T A S   P E R T A N I A N
U N V E R S I T A S   M A T A R A M
2 0 0 9


HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun sebagai salah satu  syarat untuk melengkapi system penilaian pada mata kuliah Planktonologi.
  

Mataram, .... November  2009


Mengetahui
Coass. Planktonologi,



(  Mifthahul Muthmainnah)
             C1K 007 078
Praktikan,




(  P u j i  N u r  P a r i d i  )
             C1K 008 063








BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Mngingat pentingnya peranan plankton terutama di dalam bidang perikanan, maka setudi tentang plankton dijadikan obyek tersendiri dengan ilmu lainnya yang di sebut planktonologi. Pengamatan plankton secara visual saja tidak meyakinkan dilakukan dengan mata biasa mingigat kicilnya ukuran dari sebagian kecil plankton, perlakuan tambahan seperti kikroskop sangat di perlukan sebagai alat bantu.
Pengamatan tentang plankton juga tidak bias dilakukan dengan mengenal tanpa mempelajari hubungannya dengan lingkungan perairan, seperti potensi plankton nabati di dalam mensuplai sebagai baseline di dalam ranai makanan maufun fungsi lainnya.
Berdasarkan jenisnya plankton dibagi menjadi zooplankton dan phytoplankton.  Sedangkan berdasarkan ukurannya plankton dapat dibedakan menjadi makroplankton, mikroplankton, nanolankton,dan ultraplankton.  Ubur-ubur merupakan jenis plankton yang paling besar, kadang-kadang mencpai diameter 2 cm.
Pentingnya plankton dalam habitat peairan tidak bias di lihat berdasarkan ukurannya.  Fungsi plankton dalam perairan antara lain sebagai penentu produktivitas primer yang menyediakan makanan potensial bagi hampir sebagian besar organism hewan aquantik lainnya dan plankton juga berfungsi sebagia penghasil oksigen yang sangat potensial pada habitat perairan (dari jenis plankton nabati).
Seringkali plankton dapat dijadikan petunjuk kesuburan peairan sebagai rangkaian dasar atau baseline dari foodchain aquantik. Namun demikian kadang kala plankton juga sering merugikan jika tumbuh secara berlebihan, teruama untuk spesies tertentu karena akan merusak keseimbangan perairan terutama terjadi definisi oksigen pad saat malam hai.
1.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum planktonologi ini adalah sebagai berikut :
1.         Untuk menambah pemahaman mahasiswa tentang pengumpulan atau pengambilan sampai planton.
2.         Untuk memahami tentang jenis dan klasifikasiflankton.
3.         Untuk memahami jenis dan kelimpahan plankton.
4.         Untuk menambah keterampilan dalam penentuan lokasi dan pengambilan sampel plankton.
5.         Untuk menambah kemampuan untuk menghitung luas bidang pandang.
6.         Untuk menambah kemampuan di dalam mengidentifikasi dan penghitungan plankton. 



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Plankton adalah biota yang hidup di mintaka pelagik dan mengapung, menghanyut, atau berenang sangat lemah.  Artinya mereka tidak dapat melawan arus.  Plankton terdiri dari fitoplankton (phytoplankton) atau plankton tumbuh – tumbuhan dan zooplankton atau plankton hewan.  Plankton merupakan biota di laut yang teramat beraneka ragam dan terpadat dilaut, menyusul kemudian bentos. Banyak biota laut yang di dalam daur hidupnya menempuh lebih dari satu cara hidup.  Pada saat mereka menjadi larva atau juwana (juvenil). Mereka hidup sebagai plankton dan kemudian menjadi nekton atau benthos ada saat dewasa (Arinardi, 1997).
            Ukuran plankton sangat beraneka ragam, dari yang trkecil, yang disebut ultraplankton berukuran <0,005 mm atau 5 mikron, termasuk disini bakteri dan diatom kecil sampai nanopalankton berukuran 60-70 mikro, yang terlalu kecil untuk di kumpulkan dengan jaring plankton biasa dan hanya dapat dikumpulkan dengan cara mengambil sejumlah besar air laut. Nanoplankton yang terdapat didalam air laut tersebut di endapkan  beberapa waktu  kemudian dikumpulkan dari endapan di dasar atau dengan menggunakan sentrifugasi ( centrifuge), karena itu plankton ini disebut plankton sentrifus. Netplankton atau mikro plankton berukuran sampai beberapa millimeter dan dapat dikumpulkan dengan banyak macam jarring plankton. Mikroplankton berukuran besar, baik berupa tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Banyak jenis hewan yang menghabiskan sebagian dari daur hidupnya sebagai plankton, khususnya pada tingkat larva atau jivenil. Plankton kelompok ini di set meroplankton atau plankton sementara, karena setelh juvenile atau dewasa mereka menetap di dasar laut sebagai bentos atau berenang bebas sebagi nekton (Romimohtarto, 1998).
            Tidak semua larva termasuk meroplankton. Jika biota laut hidup sebagi plankton dari hidup (lahir) sampai mati, mereka dinamakan plankton tetap atau holoplankton. Jadi jika larva itu berasal dari induknya yang plankton, maka jika larva itu berfotosintesis menjadi hewan muda dan kemudian menjadi hewan dewasa, ia tetap hidup sebagai plankton. Oleh karena itu kelompok larva ini bersama induknya tergolong dalam holoplankton (Taylor, 1965).
            Meskipun fitoplankton membentuk sel sejumlah besar biomassa di laut, kelompok ini hanya diwakili oleh beberapa filum saja. Sebagian besar bersel satu dan mikroskopik, dan mereka termasuk filum Chrysophyta, yakni alga kuning-hijau yang meliputi diatom dan kokolitofor (coccolithophore). Selain itu terdapat beberapa jenis alga biru-hijau ( Cyanophita), alga coklat (Phaeohyta) dan satu kelompok besar dan Dinoflagellata (Pyrophyta). Diatom merupakan produsen yang terbanyak. Mereka terdapat di semua bagian lautan, tetapi teramat melimpah di daerah permukaan massa air dan di lintang tinggi, dimana terdapat air dingin yang penuh zat hara. Biota bersel satu ini umumnya di namakan alga coklat emas karena warnanya. Diatom mempunyai ukuran yang sangat beraneka ragam dari beberapa micron smai beberapa millimeter (Huat, 2003).
            Meskipun jumlah jenis zooplankton dan kepadatannya lebih rendah daripada fitoplankton, mereka membentuk kelompok yang lebih beraneka ragam. Setidak-tidaknya ada sembilan filum yang mewakili kelompok zooplankton ini dan ukurannya sangat beragam, dari yang sangat kecil atau renik sampai yang garis tengahnya lebih dari 1 m. sebagian hidupnya sebagai meroplankton dan sebagian lagi sebagai holoplankton. Hampir semua hewan laut menghabiskan sebagian daur hidupnya dalam bentuk plankton (Anonim, 2009).
            Hewan-hewan perenang di laut sudah lama menjadi perhatian manusia karena nilai ekonomisnya yang sangat besar sebagai sumber makanan. Kelompok ini kurang beranekaragam di bandingkan dengan dua kelompok yang lain, yakni plankton dan benthos. Kelompok yang termasuk dalam nekton adalah ikan bertulang rawan, ikan bertulang keras, penyu, ular, dan hewan menyusui laut yang semuanya termasuk vertebrata. Sotong dan cumi-cumi yang termasuk molusca juga termasuk nekton. Tidak ada tumbuhan-tumbuhan yang mampu berenang, jadi tidk ada tumbuh-tumbuhan yang tergolong nekton abisal. Contoh biota menempel ialah sepon, teritip, dan tiram; biota merayap, kepiting dan udang karang; dan biota meliang, jenis karang tertertu dan cacing (Nybakker, 1992). 



BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1.  Waktu dan Tempat Praktikum
        Adapun praktikum planktonologi ini dilaksnakan di tiga tempat yang berbeda yaitu di Embung Batunampar untuk pengambilan sampel plankton perairan tawar pada hari Sabtu, 14 November 2009, Jam 11.00 WITA dan di perairan laut Batunampar pada hari Minggu, 15 Nvember 2009, Jam 11.45 WITA untuk pengambilan sampel plankton perairan laut, serta di Labolatorium Perikanan - Fakultas Pertanian – Universitas Mataram pada hari Rabu, 18 November 2009, Jam 12.15 WITA untuk pengamatan bentuk, jumlah, dan spesies dari sampel plankton perairan tawar dan laut yang di ambil di perairan Embung dan laut sebelumnya.

3.2.  Alat dan Bahan Praktikum
   3.2.1.  Alat-alat praktikum
          Adapun alat-alat yang digunakan di dalam praktikum planktonologi adalah sebagai berikut :
a.         Kertas label
b.        Pipet tetes
c.         Mikroskop
d.        Obyek gelass
e.         Cover glass
f.         Botol semprot
g.        Botol film
h.        Alat tulis
i.          Planktonnet
j.          Ember (volume 5 liter)

    3.2.2. Bahan-bahan praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan di dalam praktikum ini ialah sebagai berikut :
a.         Air sampel
b.        Lugol
c.         Aquades
d.        Bahan preservasi
e.         Tissue

3.3.  Cara Kerja
   3.3.1.  Pengambilan sampel plankton
1.        Diambil sampel air dari perairan dengan menggunakan ember bervolume 5 liter.
2.        Disaring air sampel dengan planktonnet.
3.        Diulangi prosedur 1 dan 2 sebanyak sepuluh kali.
4.        Dipindahkan sampel air yang tersaring oleh planktonnet ke dalam botol film.
5.        Ditambahkan pengawet sampel plankton berupa lool sebanyak 1 tetes.
6.        Ditutup botol film dan di beri label sesuai lokasi dan waku pengambilan sampel.

   3.3.2.  Pengamatan plankton di labolatorium
1.        Diambil 1 tetes sampel plankton di dalam botol film.
2.        Diteteskan di atas glass preparat dan di tutup dengan glass penutup preparat (diusahakan tidak terdapat gelembung).
3.        Dipisahkan antara preparat sampel plankton air tawar dengan air laut.
4.        Diamati entuk, warna, dan jumlah plankton (minimal 5 bidang pandang).
5.        Digambar, dicatat jumlah dan warna planktin di setiap bidang pandang.
6.        Didefinisikan jenis dari plankton yang diamati.
7.        Jumlah plankton (sel/liter) dihitung dengan persamaan :
       Keterangan :
 
N :
Jumlah total plankon ( individu/liter ).
n  :
Jumlah rata-rata total individu plankton pada setiap bidang      pandang.
A :
Luas gelas penutup ( 20 mm x 20 mm ).
B :
Luas satu lapangan pandang ( π x r2 mm, r adalah jari-jari bidang pandang lensa obyektif yang telah ditera dengan mikrometer okuler).
C :
Volume air yang tersaring atau dikoleksi ( 30 ml ).
D :
Volume air 1 tetes ( ml ) di bawah gelas penutup ( 0,04 ml ).
E :
Volume air yang disaring ( 50 Liter ).


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.  Hasil Praktikum
Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum planktonologi ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1.  Parameter fisika dan kimia stasiun 1 perairan embung.
Kelompok
Fisika
Kimia
Suhu (oC)
Kecerahan (cm)
pH
DO (mg/L)
1
30
21
9,03
-
2
30
21
9,03
-
3
30
21
9,03
-
4
30
21
9,03
-

Tabel 1.  Parameter fisika dan kimia stasiun 2 perairan embung.
Kelompok
Fisika
Kimia
Suhu (oC)
Kecerahan (cm)
pH
DO (mg/L)
5
32,4
16,25
8,95
-
6
32,4
16,25
8,95
-
7
32,4
16,25
8,95
-
8
32,4
16,25
8,95
-

Tabel 2. Hasil pengamatan plankton perairan tawar.
No.
Gambar
Nama
Jumlah
Keterngan
1.





Pleurosigma elugalum
2
Hidup melayang,berwarna hijau.
2.





Pronodivia sipinofera
1
Hidup melayang,berwarna hijau.
3.





Pirinidium palpei
13
Hidup melayang,berwarna hijau.
4.





Triceratum americanum
14
Hidup melayang,berwarna hijau.
5.





Nitzchia sigma
7
Hidup melayang,berwarna hijau.
Jumlah
37


Tabel 3. Hasil pengamatan plankton perairan laut.
No.
Gambar
Nama
Jumlah
Keterngan
1.





Richelia heracellularis
2
Hidup melayang,berwarna kemerahan.
2.





Ceracium sliriclum
5
Hidup melayang,berwarna hijau.
3.





Nitzchia sigma
1
Hidup melayang,berwarna hijau.
4.





Ulva sp.
1
Hidup melayang,berwarna hijau.
5.





Larva ikan
1
Hidup melayang,berwarna bening.
Jumlah
10


Persamaan perhitungan jmlah plankton (sel/liter).
Keterangan :
N :
Jumlah total plankon ( individu/liter ).
n  :
Jumlah rata-rata total individu plankton pada setiap bidang      pandang.
A :
Luas gelas penutup ( 20 mm x 20 mm ).
B :
Luas satu lapangan pandang ( π x r2 mm, r adalah jari-jari bidang pandang lensa obyektif yang telah ditera dengan mikrometer okuler).
C :
Volume air yang tersaring atau dikoleksi ( 30 ml ).
D :
Volume air 1 tetes ( ml ) di bawah gelas penutup ( 0,04 ml ).
E :
Volume air yang disaring ( 50 Liter ).

Ø  Perhitunga kepadatan plankton perairan tawar di embung.
Diketahui :
                        n = 37 individu
                        A = 400 mm
B = 3,14 X 52 X 5 = 392,5 mm2
C = 30 ml
D = 0,04 ml
E = 50 liter
Ditanyakan :
                        N = ...............?
Perhitungan :
      N = 37,7 X 15 = 565 individu/liter.
Jadi jumlah plankton di dalam perairan adalah 565 individu/liter.

Ø  Perhitunga kepadatan plankton perairan laut di daerah Btunampar.
Diketahui :
            n = 10 individu
           A = 400 mm
B = 3,14 X 52 X 5 = 392,5 mm2
C = 30 ml
D = 0,04 ml
E = 50 liter
Ditanyakan :
                        N = ...............?
Perhitungan :
      N = 10,19 X 15 = 153 individu/liter.
Jadi jumlah plankton di dalam perairan adalah 153 individu/liter.


4. 2.  Pembahasan
Setelah kita malakukan praktikum planktonologi dengan tiga macam perlakuan yaitu pengambilan sampel, pengawetan sampel, dan pengidentifikasian yang dilakukan di labolatorium.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan ember sebanyak 10 kali yang  volume air mencapai 50 liter, kemudian disaring menggunakan planktonnet dan kemudian di pindahkan ke botol film dan diberi 1 tetes logul untuk pengawet. Perlakuan tersebut dilakukan juga pada saat mengambil sampel plankton perairan laut.
Bedasarkan hasil setelah diamai dilabolatorium di dapatkan 5 spesies plankton untuk perairan air tawar dan 5 spesiesplankton untuk perairan air laut. Pada perairan laut jenis plankton yang tersaring adalah Richelia heracellularis, Ceracium sliriclum, Nitzchia sigma, Ulva sp., dan Larva ikan. Ceracium sliriclum merupppakan jenis plankton yang paling banyak terdapat pada saat pengamatan dengan jumlah 5 individu. Bentuk Ceracium sliriclum seperti daun yang di potong pada bagian sebelah kiri atau sebelah kanan daun dan masih terlihat tulang daunnya. Ceracium sliriclum didefinisikan merupakan salah satu jenis dari phytoplankton dikarenakan warnanya hijau dan di duga mempunyai klorofil.
Kepadatan plankton di perairan laut setelah dilakukan pengamatan dan perhitungan ialah 153 individu/liter perairan. Hal ini membuktikan bahwa perairan laut tersebut masih mampu untuk di toleransi oleh biota laut yang hidup di dalamnya, terutama biota yang hidup pada substrat perairan.
Untuk pengamatan sampel plankton pada perairan tawar yang diambil di embung ditemukan juga 5 spesies plankton yaitu Pleurosigma elugalum, Pronodivia sipinofera, Pirinidium palpei, Triceratum americanum, dan Nitzchia sigma. Spesies yang paling banyak didapatkan pada saat pengamatan ialah Triceratum americanum yang berbentuk seperti segi tiga dengan bintik-bintik yang terlihat pada seluruh bagian tubuhnya. Jumlah Triceratum americanum yang teramati ialah 14 individu. Untuk hasil perhitngan jmlah kepadatan plankton di perairan embung didapatkan hasil 565 individu/liter. Hal ini membuktikan bahwa perairan embung padat akan komunitas plankton, pendapat ini juga diperkuat dengan warna tampak pada perairan yang hijau dan warna asli yang bening dan berlumpur. Warna hijau pada perairan yang tampak diduga akibat kepadatan dari phytoplankton.
Perairan di umbung merupakan perairan yang cukup baik digunakan untuk budidaya perairan tawar, karena kaya akan pakan alami berupa plankton. Namun suhu pada permukaan cukup tinggi yaitu berkisar antara 30 oC – 32,4 oC. Hal ini mungkin dikarenakan pengukuran yang dilakukan pada siang hari dan juga di permukaan perairan.



BAB V
KESIMPULAN
  
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas ialah sebagai berikut :
1.        Spesies plankton yang mendominasi pada perairan tawar di embung adalah Triceratm americanum dan pada perairan laut di Batunampar adalah spesies Ceracium sliriclum.
2.        Kepadatan plankton di embung lebih padat dibandingkan dengan kepadatan plankton di perairan laut yaitu dengan jumlah kepadata plankton di embung sebesar 565 individu/liter dan perairan laut sebesar 153 individu/liter.
3.        Perairan di embung merupakan perairan yang cukup baik untuk lokasi budidaya perairan tawar.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009. Teknik Pengamatan Plankton Di Reservat Danau Arang. http://tugas-artikel-manajemen-kualitas-air/teknik-pengamatan-kwalitas-air.htm. Akses akhir 19 November 2009, Jam 20.00 WITA.

Arinardi, O.H., A.B. att all. 1997. Kisaran Kelimpahan dan Komposisi Plankton Predominan di Kawasan Timur Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi – LIPI. Jakarta.

Huat, 2003. Plankton Pakan Alami yang Harus Hadir. http://www.o-fish.com.Akuaruimlautplankton.pph.htm. Akses akhir 19 November 2009, Jam 20.15 WITA.

       Nybakker, J.W., 1992. Biologi Laut. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Romomohtarto, K. dan S. Juwara, 1998. Plankton Larva Hewan Laut. Yayasan Laut Biru. Jakarta.

Taylor, W.R., 1966. Marine algae of the north heastren coast of north America. Ann Arbor. The Universiti Of Michigan Press.