LAPORAN PLANKTONOLOGI
PENGAMATAN
DAN PENGHITUNGAN
KEPADATAN
PLANKTON PADA PERAIRAN TAWAR DAN LAUT
Oleh :
NAMA : PUJI NUR PARIDI
NIM :
C1K 008 063
PRODI : PERIKANAN
KELOMPOK : VI (enam)
F A K U L T A S
P E R T A N I A N
U N V E R S I T A S
M A T A R A M
2 0 0 9
HALAMAN
PENGESAHAN
Laporan ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk
melengkapi system penilaian pada mata kuliah Planktonologi.
Mataram, .... November
2009
Mengetahui
Coass. Planktonologi,
( Mifthahul Muthmainnah)
C1K 007 078
|
Praktikan,
( P u j i
N u r P a r i d i )
C1K 008 063
|
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Mngingat
pentingnya peranan plankton terutama di dalam bidang perikanan, maka setudi
tentang plankton dijadikan obyek tersendiri dengan ilmu lainnya yang di sebut
planktonologi. Pengamatan plankton secara visual saja tidak meyakinkan
dilakukan dengan mata biasa mingigat kicilnya ukuran dari sebagian kecil
plankton, perlakuan tambahan seperti kikroskop sangat di perlukan sebagai alat
bantu.
Pengamatan
tentang plankton juga tidak bias dilakukan dengan mengenal tanpa mempelajari
hubungannya dengan lingkungan perairan, seperti potensi plankton nabati di
dalam mensuplai sebagai baseline di dalam ranai makanan maufun fungsi lainnya.
Berdasarkan
jenisnya plankton dibagi menjadi zooplankton dan phytoplankton. Sedangkan berdasarkan ukurannya plankton
dapat dibedakan menjadi makroplankton, mikroplankton, nanolankton,dan
ultraplankton. Ubur-ubur merupakan jenis
plankton yang paling besar, kadang-kadang mencpai diameter 2 cm.
Pentingnya
plankton dalam habitat peairan tidak bias di lihat berdasarkan ukurannya. Fungsi plankton dalam perairan antara lain
sebagai penentu produktivitas primer yang menyediakan makanan potensial bagi
hampir sebagian besar organism hewan aquantik lainnya dan plankton juga
berfungsi sebagia penghasil oksigen yang sangat potensial pada habitat perairan
(dari jenis plankton nabati).
Seringkali
plankton dapat dijadikan petunjuk kesuburan peairan sebagai rangkaian dasar
atau baseline dari foodchain aquantik. Namun demikian kadang kala plankton juga
sering merugikan jika tumbuh secara berlebihan, teruama untuk spesies tertentu
karena akan merusak keseimbangan perairan terutama terjadi definisi oksigen pad
saat malam hai.
1.2.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum
planktonologi ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk menambah pemahaman mahasiswa
tentang pengumpulan atau pengambilan sampai planton.
2.
Untuk memahami tentang jenis dan
klasifikasiflankton.
3.
Untuk memahami jenis dan kelimpahan
plankton.
4.
Untuk menambah keterampilan dalam
penentuan lokasi dan pengambilan sampel plankton.
5.
Untuk menambah kemampuan untuk
menghitung luas bidang pandang.
6.
Untuk menambah kemampuan di dalam
mengidentifikasi dan penghitungan plankton.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Plankton
adalah biota yang hidup di mintaka pelagik dan mengapung, menghanyut, atau
berenang sangat lemah. Artinya mereka
tidak dapat melawan arus. Plankton
terdiri dari fitoplankton (phytoplankton) atau plankton tumbuh – tumbuhan dan
zooplankton atau plankton hewan.
Plankton merupakan biota di laut yang teramat beraneka ragam dan
terpadat dilaut, menyusul kemudian bentos. Banyak biota laut yang di dalam daur
hidupnya menempuh lebih dari satu cara hidup.
Pada saat mereka menjadi larva atau juwana (juvenil). Mereka hidup
sebagai plankton dan kemudian menjadi nekton atau benthos ada saat dewasa
(Arinardi, 1997).
Ukuran
plankton sangat beraneka ragam, dari yang trkecil, yang disebut ultraplankton
berukuran <0,005 mm atau 5 mikron, termasuk disini bakteri dan diatom kecil
sampai nanopalankton berukuran 60-70 mikro, yang terlalu kecil untuk di
kumpulkan dengan jaring plankton biasa dan hanya dapat dikumpulkan dengan cara
mengambil sejumlah besar air laut. Nanoplankton yang terdapat didalam air laut
tersebut di endapkan beberapa waktu kemudian dikumpulkan dari endapan di dasar
atau dengan menggunakan sentrifugasi ( centrifuge), karena itu plankton ini
disebut plankton sentrifus. Netplankton atau mikro plankton berukuran sampai
beberapa millimeter dan dapat dikumpulkan dengan banyak macam jarring plankton.
Mikroplankton berukuran besar, baik berupa tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Banyak
jenis hewan yang menghabiskan sebagian dari daur hidupnya sebagai plankton,
khususnya pada tingkat larva atau jivenil. Plankton kelompok ini di set
meroplankton atau plankton sementara, karena setelh juvenile atau dewasa mereka
menetap di dasar laut sebagai bentos atau berenang bebas sebagi nekton
(Romimohtarto, 1998).
Tidak
semua larva termasuk meroplankton. Jika biota laut hidup sebagi plankton dari
hidup (lahir) sampai mati, mereka dinamakan plankton tetap atau holoplankton.
Jadi jika larva itu berasal dari induknya yang plankton, maka jika larva itu
berfotosintesis menjadi hewan muda dan kemudian menjadi hewan dewasa, ia tetap
hidup sebagai plankton. Oleh karena itu kelompok larva ini bersama induknya
tergolong dalam holoplankton (Taylor, 1965).
Meskipun
fitoplankton membentuk sel sejumlah besar biomassa di laut, kelompok ini hanya
diwakili oleh beberapa filum saja. Sebagian besar bersel satu dan mikroskopik,
dan mereka termasuk filum Chrysophyta,
yakni alga kuning-hijau yang meliputi diatom dan kokolitofor (coccolithophore). Selain itu terdapat
beberapa jenis alga biru-hijau ( Cyanophita),
alga coklat (Phaeohyta) dan satu
kelompok besar dan Dinoflagellata (Pyrophyta).
Diatom merupakan produsen yang terbanyak. Mereka terdapat di semua bagian
lautan, tetapi teramat melimpah di daerah permukaan massa air dan di lintang
tinggi, dimana terdapat air dingin yang penuh zat hara. Biota bersel satu ini
umumnya di namakan alga coklat emas karena warnanya. Diatom mempunyai ukuran
yang sangat beraneka ragam dari beberapa micron smai beberapa millimeter (Huat,
2003).
Meskipun
jumlah jenis zooplankton dan kepadatannya lebih rendah daripada fitoplankton,
mereka membentuk kelompok yang lebih beraneka ragam. Setidak-tidaknya ada
sembilan filum yang mewakili kelompok zooplankton ini dan ukurannya sangat
beragam, dari yang sangat kecil atau renik sampai yang garis tengahnya lebih
dari 1 m. sebagian hidupnya sebagai meroplankton dan sebagian lagi sebagai
holoplankton. Hampir semua hewan laut menghabiskan sebagian daur hidupnya dalam
bentuk plankton (Anonim, 2009).
Hewan-hewan
perenang di laut sudah lama menjadi perhatian manusia karena nilai ekonomisnya
yang sangat besar sebagai sumber makanan. Kelompok ini kurang beranekaragam di
bandingkan dengan dua kelompok yang lain, yakni plankton dan benthos. Kelompok
yang termasuk dalam nekton adalah ikan bertulang rawan, ikan bertulang keras,
penyu, ular, dan hewan menyusui laut yang semuanya termasuk vertebrata. Sotong
dan cumi-cumi yang termasuk molusca juga termasuk nekton. Tidak ada
tumbuhan-tumbuhan yang mampu berenang, jadi tidk ada tumbuh-tumbuhan yang
tergolong nekton abisal. Contoh biota menempel ialah sepon, teritip, dan tiram;
biota merayap, kepiting dan udang karang; dan biota meliang, jenis karang
tertertu dan cacing (Nybakker, 1992).
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Adapun
praktikum planktonologi ini dilaksnakan di tiga tempat yang berbeda yaitu di
Embung Batunampar untuk pengambilan sampel plankton perairan tawar pada hari
Sabtu, 14 November 2009, Jam 11.00 WITA dan di perairan laut Batunampar pada
hari Minggu, 15 Nvember 2009, Jam 11.45 WITA untuk pengambilan sampel plankton
perairan laut, serta di Labolatorium Perikanan - Fakultas Pertanian –
Universitas Mataram pada hari Rabu, 18 November 2009, Jam 12.15 WITA untuk
pengamatan bentuk, jumlah, dan spesies dari sampel plankton perairan tawar dan
laut yang di ambil di perairan Embung dan laut sebelumnya.
3.2. Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1. Alat-alat praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan di
dalam praktikum planktonologi adalah sebagai berikut :
a.
Kertas label
b.
Pipet tetes
c.
Mikroskop
d.
Obyek gelass
e.
Cover glass
f.
Botol semprot
g.
Botol film
h.
Alat tulis
i.
Planktonnet
j.
Ember (volume 5 liter)
3.2.2. Bahan-bahan praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan di dalam praktikum
ini ialah sebagai berikut :
a.
Air sampel
b.
Lugol
c.
Aquades
d.
Bahan preservasi
e.
Tissue
3.3. Cara Kerja
3.3.1. Pengambilan sampel
plankton
1.
Diambil sampel air dari perairan dengan
menggunakan ember bervolume 5 liter.
2.
Disaring air sampel dengan planktonnet.
3.
Diulangi prosedur 1 dan 2 sebanyak
sepuluh kali.
4.
Dipindahkan sampel air yang tersaring
oleh planktonnet ke dalam botol film.
5.
Ditambahkan pengawet sampel plankton
berupa lool sebanyak 1 tetes.
6.
Ditutup botol film dan di beri label
sesuai lokasi dan waku pengambilan sampel.
3.3.2.
Pengamatan plankton di labolatorium
1.
Diambil 1 tetes sampel plankton di dalam
botol film.
2.
Diteteskan di atas glass preparat dan di
tutup dengan glass penutup preparat (diusahakan tidak terdapat gelembung).
3.
Dipisahkan antara preparat sampel
plankton air tawar dengan air laut.
4.
Diamati entuk, warna, dan jumlah
plankton (minimal 5 bidang pandang).
5.
Digambar, dicatat jumlah dan warna
planktin di setiap bidang pandang.
6.
Didefinisikan jenis dari plankton yang
diamati.
7.
Jumlah
plankton (sel/liter) dihitung dengan persamaan :
N :
|
Jumlah total
plankon ( individu/liter ).
|
n :
|
Jumlah
rata-rata total individu plankton pada setiap bidang pandang.
|
A :
|
Luas gelas
penutup ( 20 mm x 20 mm ).
|
B :
|
Luas satu
lapangan pandang ( π x r2 mm, r adalah jari-jari bidang pandang
lensa obyektif yang telah ditera dengan mikrometer okuler).
|
C :
|
Volume air
yang tersaring atau dikoleksi ( 30 ml ).
|
D :
|
Volume air 1
tetes ( ml ) di bawah gelas penutup ( 0,04 ml ).
|
E :
|
Volume air
yang disaring ( 50 Liter ).
|
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Praktikum
Adapun
hasil yang diperoleh dari praktikum planktonologi ini adalah sebagai berikut :
Tabel
1. Parameter fisika dan kimia stasiun 1 perairan
embung.
Kelompok
|
Fisika
|
Kimia
|
||
Suhu (oC)
|
Kecerahan (cm)
|
pH
|
DO (mg/L)
|
|
1
|
30
|
21
|
9,03
|
-
|
2
|
30
|
21
|
9,03
|
-
|
3
|
30
|
21
|
9,03
|
-
|
4
|
30
|
21
|
9,03
|
-
|
Tabel
1. Parameter fisika dan kimia stasiun 2 perairan
embung.
Kelompok
|
Fisika
|
Kimia
|
||
Suhu (oC)
|
Kecerahan (cm)
|
pH
|
DO (mg/L)
|
|
5
|
32,4
|
16,25
|
8,95
|
-
|
6
|
32,4
|
16,25
|
8,95
|
-
|
7
|
32,4
|
16,25
|
8,95
|
-
|
8
|
32,4
|
16,25
|
8,95
|
-
|
Tabel
2. Hasil pengamatan plankton perairan tawar.
No.
|
Gambar
|
Nama
|
Jumlah
|
Keterngan
|
1.
|
|
Pleurosigma elugalum
|
2
|
Hidup
melayang,berwarna hijau.
|
2.
|
|
Pronodivia sipinofera
|
1
|
Hidup
melayang,berwarna hijau.
|
3.
|
|
Pirinidium palpei
|
13
|
Hidup
melayang,berwarna hijau.
|
4.
|
|
Triceratum americanum
|
14
|
Hidup
melayang,berwarna hijau.
|
5.
|
|
Nitzchia sigma
|
7
|
Hidup
melayang,berwarna hijau.
|
Jumlah
|
37
|
|
Tabel
3. Hasil pengamatan plankton perairan laut.
No.
|
Gambar
|
Nama
|
Jumlah
|
Keterngan
|
1.
|
|
Richelia
heracellularis
|
2
|
Hidup
melayang,berwarna kemerahan.
|
2.
|
|
Ceracium sliriclum
|
5
|
Hidup
melayang,berwarna hijau.
|
3.
|
|
Nitzchia sigma
|
1
|
Hidup
melayang,berwarna hijau.
|
4.
|
|
Ulva sp.
|
1
|
Hidup
melayang,berwarna hijau.
|
5.
|
|
Larva
ikan
|
1
|
Hidup
melayang,berwarna bening.
|
Jumlah
|
10
|
|
Persamaan
perhitungan jmlah plankton (sel/liter).
Keterangan :
N :
|
Jumlah total
plankon ( individu/liter ).
|
n :
|
Jumlah
rata-rata total individu plankton pada setiap bidang pandang.
|
A :
|
Luas gelas
penutup ( 20 mm x 20 mm ).
|
B :
|
Luas satu
lapangan pandang ( π x r2 mm, r adalah jari-jari bidang pandang
lensa obyektif yang telah ditera dengan mikrometer okuler).
|
C :
|
Volume air
yang tersaring atau dikoleksi ( 30 ml ).
|
D :
|
Volume air 1
tetes ( ml ) di bawah gelas penutup ( 0,04 ml ).
|
E :
|
Volume air
yang disaring ( 50 Liter ).
|
Ø Perhitunga kepadatan plankton perairan tawar di embung.
Diketahui :
n = 37 individu
A = 400 mm
B = 3,14 X 52
X 5 = 392,5 mm2
C = 30 ml
D = 0,04 ml
E = 50 liter
Ditanyakan :
N = ...............?
Perhitungan :
N = 37,7 X 15 = 565 individu/liter.
Jadi
jumlah plankton di dalam perairan adalah 565 individu/liter.
Ø Perhitunga kepadatan plankton perairan laut di daerah
Btunampar.
Diketahui :
n
= 10 individu
A
= 400 mm
B = 3,14 X 52
X 5 = 392,5 mm2
C = 30 ml
D = 0,04 ml
E = 50 liter
Ditanyakan :
N
= ...............?
Perhitungan :
N = 10,19 X 15 = 153 individu/liter.
Jadi jumlah plankton di dalam perairan adalah 153
individu/liter.
4. 2. Pembahasan
Setelah kita
malakukan praktikum planktonologi dengan tiga macam perlakuan yaitu pengambilan
sampel, pengawetan sampel, dan pengidentifikasian yang dilakukan di
labolatorium.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan ember
sebanyak 10 kali yang volume air
mencapai 50 liter, kemudian disaring menggunakan planktonnet dan kemudian di
pindahkan ke botol film dan diberi 1 tetes logul untuk pengawet. Perlakuan
tersebut dilakukan juga pada saat mengambil sampel plankton perairan laut.
Bedasarkan hasil setelah
diamai dilabolatorium di dapatkan 5 spesies plankton untuk perairan air tawar
dan 5 spesiesplankton untuk perairan air laut. Pada perairan laut jenis
plankton yang tersaring adalah Richelia
heracellularis, Ceracium
sliriclum, Nitzchia sigma, Ulva sp., dan Larva ikan. Ceracium sliriclum merupppakan jenis
plankton yang paling banyak terdapat pada saat pengamatan dengan jumlah 5
individu. Bentuk Ceracium sliriclum
seperti daun yang di potong pada bagian sebelah kiri atau sebelah kanan daun
dan masih terlihat tulang daunnya. Ceracium
sliriclum didefinisikan merupakan salah satu jenis dari phytoplankton
dikarenakan warnanya hijau dan di duga mempunyai klorofil.
Kepadatan plankton di perairan laut setelah dilakukan
pengamatan dan perhitungan ialah 153 individu/liter perairan. Hal ini
membuktikan bahwa perairan laut tersebut masih mampu untuk di toleransi oleh
biota laut yang hidup di dalamnya, terutama biota yang hidup pada substrat
perairan.
Untuk pengamatan
sampel plankton pada perairan tawar yang diambil di embung ditemukan juga 5
spesies plankton yaitu Pleurosigma
elugalum, Pronodivia
sipinofera, Pirinidium palpei, Triceratum americanum, dan Nitzchia sigma. Spesies yang paling
banyak didapatkan pada saat pengamatan ialah Triceratum americanum yang berbentuk seperti segi tiga dengan
bintik-bintik yang terlihat pada seluruh bagian tubuhnya. Jumlah Triceratum americanum yang teramati
ialah 14 individu. Untuk hasil perhitngan jmlah kepadatan plankton di perairan
embung didapatkan hasil 565 individu/liter. Hal ini membuktikan bahwa perairan
embung padat akan komunitas plankton, pendapat ini juga diperkuat dengan warna
tampak pada perairan yang hijau dan warna asli yang bening dan berlumpur. Warna
hijau pada perairan yang tampak diduga akibat kepadatan dari phytoplankton.
Perairan di umbung
merupakan perairan yang cukup baik digunakan untuk budidaya perairan tawar,
karena kaya akan pakan alami berupa plankton. Namun suhu pada permukaan cukup
tinggi yaitu berkisar antara 30 oC – 32,4 oC. Hal ini
mungkin dikarenakan pengukuran yang dilakukan pada siang hari dan juga di
permukaan perairan.
BAB
V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang
dapat di ambil dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas ialah sebagai
berikut :
1.
Spesies plankton yang mendominasi pada
perairan tawar di embung adalah Triceratm
americanum dan pada perairan laut di Batunampar adalah spesies Ceracium sliriclum.
2.
Kepadatan plankton di embung lebih padat
dibandingkan dengan kepadatan plankton di perairan laut yaitu dengan jumlah
kepadata plankton di embung sebesar 565 individu/liter dan perairan laut
sebesar 153 individu/liter.
3.
Perairan di embung merupakan perairan
yang cukup baik untuk lokasi budidaya perairan tawar.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim,
2009. Teknik Pengamatan Plankton Di
Reservat Danau Arang. http://tugas-artikel-manajemen-kualitas-air/teknik-pengamatan-kwalitas-air.htm.
Akses akhir 19 November 2009, Jam 20.00 WITA.
Arinardi,
O.H., A.B. att all. 1997. Kisaran Kelimpahan dan Komposisi Plankton
Predominan di Kawasan Timur Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Oseanologi – LIPI. Jakarta.
Huat,
2003. Plankton Pakan Alami yang Harus
Hadir. http://www.o-fish.com.Akuaruimlautplankton.pph.htm. Akses
akhir 19 November 2009, Jam 20.15 WITA.
Nybakker,
J.W., 1992. Biologi Laut. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Romomohtarto,
K. dan S. Juwara, 1998. Plankton Larva
Hewan Laut. Yayasan Laut Biru. Jakarta.
Taylor,
W.R., 1966. Marine algae of the north heastren
coast of north America. Ann Arbor. The Universiti Of Michigan Press.